Proposisi
Proposisi
ialah kalimat logika
yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang
dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, Proposisi sebagai pernyataan
yang didalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang
lain. Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah
suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran dalam buku itu, dan lebih
khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya pada
unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi
itu sendiri masih bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata
hanya menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
Unsur – Unsur Proposisi
Setiap
proposisi akan mengandung undur-unsur berikut ini, yaitu:
(a) Term
subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau
pengingkaran ditujukan. Term subyek dalam sebuah proposisi disebut subyek
logis. Ada perbedaan antara subyek logis dengan subyek dalam sebuah kalimat.
Tentang subyek logis harus ada penegasan/pengingkaran sesuatu tentangnya.
(b) Term
predikat : isi pengakuan atau pengingkaran itu sendiri (apa
yang diakui atau diingkari). Term predikat dalam sebuah proposisi adalah
predikat logis yaitu apa yang ditegaskan/diingkari tentang subyek.
(c)
Kopula
: penghubung antara term subyek dan term predikat dan sekaligus memberi
bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan yang terjadi. Jadi fungsi
kopula ada tiga:
- Untuk
menghubungkan subyek dan predikat
- Untuk
menyatakan subyek itu sungguh-sungguh berada/exist
- Untuk
menyatakan cara mana subyek berada.
Proposisi menurut
sumbernya
: proposisi analitik dan proposisi sintetik
1. P. Analitik/P.
apriori : Proposisi dimana P mempunyai pengertian yg sdh terkandung pada S.
pada proposisi ini tidak menghadirkan pengertian baru
– Mangga adalah buah-buahan, Kuda adalah hewan, Ayah adalah orang laki-
laki.
Untuk menilai benar salahnya : harus dilihat ada tidaknya pertentangan dlm diri pernyataan itu.
pada proposisi ini tidak menghadirkan pengertian baru
– Mangga adalah buah-buahan, Kuda adalah hewan, Ayah adalah orang laki-
laki.
Untuk menilai benar salahnya : harus dilihat ada tidaknya pertentangan dlm diri pernyataan itu.
2. Proposisi sintetik
: Proposisi P mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.
Contoh :
-
Pepaya
ini manis
-
Beckham
adalah orang kaya
-
Siswa
itu pintar
-
Gadis
itu cantik
kata manis, kaya, pintar dan cantik merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman.
kata manis, kaya, pintar dan cantik merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman.
Proposisi
sintetik : merupakan lukisan dari kenyataan emperik shg pengujiannya adalah
berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan emperiknya. Karena itu disebut
juga proposisi a posteriori.
Proposisi menurut Bentuknya : P. Kategorik, Proposisi Hipotetik dan P. Disyungtif
1.
P. Kategorik :
mengandung pernyataan tanpa ada syarat.
-
Hasan sedang sakit
-
Ibu ke pasar
-
Mahasiswa semester
III sedang ujian
Proposisi kategorik sederhana : -1 subyek,1 predikat,
1kopula, dan 1 quantifier.
contoh : Sebagian manusia adalah mahasiswa
q s k p
Quantifier : permasalahan – Universal : semua, seluruh, segenap, setiap, tak satupun.
contoh : Sebagian manusia adalah mahasiswa
q s k p
Quantifier : permasalahan – Universal : semua, seluruh, segenap, setiap, tak satupun.
Contoh proposisi :
Universal : Semua mahluk hidup membutuhkan makan
Partikuler : Sebagian manusia adalah pekerja pabrik
Singular : Seorang yang bernama Yudi adalah seorang mahasiswa
(Proposisi tsb. Bisa dinyatakan tanpa Q tanpa mengubah kuantitas proposisinya)
*Bila Kopulanya : kata adalah : mengiakan ( kualitas proposisinya adalah positif) kata “ tidak, bukan, atau tak “ berarti mengingkari ( kualitas proposisinya adalah negatif)
Hasan adalah dokter ( P. positif)
Udin bukan guru ( P. Negatif).
Quantifier : permasalahan – Universal : semua, seluruh, segenap, setiap, tak satupun.
(proposisi universal)
Partikuler : sebagian, kebanyakan, beberapa, tidak semua, sebagian besar, hampir seluruh, rata-rata…
Singular : biasanya Q tidak dinyatakan
Contoh proposisi :
Universal : Semua mahluk hidup membutuhkan makan
Partikuler : Sebagian manusia adalah pekerja pabrik
Singular : Seorang yang bernama Yudi adalah seorang mahasiswa
(Proposisi tsb. Bisa dinyatakan tanpa Q tanpa mengubah kuantitas proposisinya)
Bila Kopulanya : kata adalah : mengiakan ( kualitas proposisinya adalah positif)
kata “ tidak, bukan, atau tak “ berarti mengingkari ( kualitas proposisinya adalah negatif)
Hasan adalah dokter ( P. positif)
Udin bukan guru ( P. Negatif).
Universal : Semua mahluk hidup membutuhkan makan
Partikuler : Sebagian manusia adalah pekerja pabrik
Singular : Seorang yang bernama Yudi adalah seorang mahasiswa
(Proposisi tsb. Bisa dinyatakan tanpa Q tanpa mengubah kuantitas proposisinya)
*Bila Kopulanya : kata adalah : mengiakan ( kualitas proposisinya adalah positif) kata “ tidak, bukan, atau tak “ berarti mengingkari ( kualitas proposisinya adalah negatif)
Hasan adalah dokter ( P. positif)
Udin bukan guru ( P. Negatif).
Quantifier : permasalahan – Universal : semua, seluruh, segenap, setiap, tak satupun.
(proposisi universal)
Partikuler : sebagian, kebanyakan, beberapa, tidak semua, sebagian besar, hampir seluruh, rata-rata…
Singular : biasanya Q tidak dinyatakan
Contoh proposisi :
Universal : Semua mahluk hidup membutuhkan makan
Partikuler : Sebagian manusia adalah pekerja pabrik
Singular : Seorang yang bernama Yudi adalah seorang mahasiswa
(Proposisi tsb. Bisa dinyatakan tanpa Q tanpa mengubah kuantitas proposisinya)
Bila Kopulanya : kata adalah : mengiakan ( kualitas proposisinya adalah positif)
kata “ tidak, bukan, atau tak “ berarti mengingkari ( kualitas proposisinya adalah negatif)
Hasan adalah dokter ( P. positif)
Udin bukan guru ( P. Negatif).
Berdasarkan kombinasi antara
kuantitas dan kualitas proposisi maka dikenal enam macam proposisi :
1. Universal positif : Semua manusia akan mati (A)
2. Partikular positif : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
3. Singular positif : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
4. Universal negatif : Semua kambing bukan kuda.(E)
5. Partikular negatif : Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
6. Singular negatif : Siti bukan gadis pendengki.(E)
1. Universal positif : Semua manusia akan mati (A)
2. Partikular positif : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
3. Singular positif : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
4. Universal negatif : Semua kambing bukan kuda.(E)
5. Partikular negatif : Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
6. Singular negatif : Siti bukan gadis pendengki.(E)
Berdasarkan kombinasi antara
kuantitas dan kualitas proposisi maka dikenal enam macam proposisi :
1. Universal positif : Semua manusia akan mati (A)
2. Partikular positif : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
3. Singular positif : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
4. Universal negatif : Semua kambing bukan kuda.(E)
5. Partikular negatif : Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
6. Singular negatif : Siti bukan gadis pendengki.(E)
1. Universal positif : Semua manusia akan mati (A)
2. Partikular positif : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
3. Singular positif : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
4. Universal negatif : Semua kambing bukan kuda.(E)
5. Partikular negatif : Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
6. Singular negatif : Siti bukan gadis pendengki.(E)
Berdasarkan kombinasi antara
kuantitas dan kualitas proposisi maka dikenal enam macam proposisi :
1. Universal positif : Semua manusia akan mati (A)
2. Partikular positif : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
3. Singular positif : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
4. Universal negatif : Semua kambing bukan kuda.(E)
5. Partikular negatif : Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
6. Singular negatif : Siti bukan gadis pendengki.(E)
1. Universal positif : Semua manusia akan mati (A)
2. Partikular positif : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
3. Singular positif : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
4. Universal negatif : Semua kambing bukan kuda.(E)
5. Partikular negatif : Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
6. Singular negatif : Siti bukan gadis pendengki.(E)
2.
DISTRIBUSI
Distribusi berhubungan erat dengan pembahasan denotasi term subyek dan predikat, terutama sekali apakah term predikat apakah merangkum seluruh golongannya atau hanya sebagian saja.
Ada dua istilah : tertebar (distributed) dan tak-tertebar (undistributed).
Tertebar : bila ia melingkupi seluruh denotasinya.
Tak-tertebar : apa bila hanya menyebut sebagian denotasinya.
Proposisi Subyek Predikat
A (universal positiF) Tertebar Tak-tertebar
I (partikular positif) Tak-tertebar Tak-tertebar
E (Universal negatif) Tertebar Tertebar
O (partikular negatif) Tak-tertebar tertebar
Distribusi berhubungan erat dengan pembahasan denotasi term subyek dan predikat, terutama sekali apakah term predikat apakah merangkum seluruh golongannya atau hanya sebagian saja.
Ada dua istilah : tertebar (distributed) dan tak-tertebar (undistributed).
Tertebar : bila ia melingkupi seluruh denotasinya.
Tak-tertebar : apa bila hanya menyebut sebagian denotasinya.
Proposisi Subyek Predikat
A (universal positiF) Tertebar Tak-tertebar
I (partikular positif) Tak-tertebar Tak-tertebar
E (Universal negatif) Tertebar Tertebar
O (partikular negatif) Tak-tertebar tertebar
A : Semua merpati adalah burung:
Hasan adalah pemberani
I : Sebagian mahasiswa adalah malas; sebagian manusia adalah petani dst.
E : Semua kambing bukan kuda; semua patriot tidak penakut.
O: Sebagian mahasiswa tidak rajin.
I : Sebagian mahasiswa adalah malas; sebagian manusia adalah petani dst.
E : Semua kambing bukan kuda; semua patriot tidak penakut.
O: Sebagian mahasiswa tidak rajin.
Catatan :
Ada kalanya permasalahan A mempunyai S dan P yang sama-sama tertebar
Contoh : semua mahluk adalah ciptaan Tuhan
Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia.
Logika adalah ilmu yang membicarakan penalaran yang benar.
(semua definisi termasuk dalam kasus ini)
Ada kalanya permasalahan A mempunyai S dan P yang sama-sama tertebar
Contoh : semua mahluk adalah ciptaan Tuhan
Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia.
Logika adalah ilmu yang membicarakan penalaran yang benar.
(semua definisi termasuk dalam kasus ini)
3.
Proposisi Hipotetik
“ Jika permintaan bertambah maka harga akan naik”
Terdiri dari 2 proposisi kategorik : “Permintaan bertambah” dan “Harga akan naik”. (“Jika” dan “maka” adalah kopula).
“ Permintaan bertambah “ = sebab/anteceden.
“Harga akan naik” = akibat / konsekuen.
“ Jika permintaan bertambah maka harga akan naik”
Terdiri dari 2 proposisi kategorik : “Permintaan bertambah” dan “Harga akan naik”. (“Jika” dan “maka” adalah kopula).
“ Permintaan bertambah “ = sebab/anteceden.
“Harga akan naik” = akibat / konsekuen.
Catatan :
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik :
mempunyai hubungan kebiasaan dan hubungan keharusan.
Hubungan kebiasaan :
Bila terjadi perang maka akan terjadi krisis ekonomi
Jika hujan turun, jalanan sepi
Manakala ia lulus ujian, ibunya akan bemberinya dia hadiah.
Hubungan keharusan :
Bila matahari terbenam, maka dunia menjadi senja.
Bila air menyiram badan, maka akan menjadi basah.
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik :
mempunyai hubungan kebiasaan dan hubungan keharusan.
Hubungan kebiasaan :
Bila terjadi perang maka akan terjadi krisis ekonomi
Jika hujan turun, jalanan sepi
Manakala ia lulus ujian, ibunya akan bemberinya dia hadiah.
Hubungan keharusan :
Bila matahari terbenam, maka dunia menjadi senja.
Bila air menyiram badan, maka akan menjadi basah.
Proposisi Hipotetik
“ Jika permintaan bertambah maka harga akan naik”
Terdiri dari 2 proposisi kategorik : “Permintaan bertambah” dan “Harga akan naik”. (“Jika” dan “maka” adalah kopula).
“ Permintaan bertambah “ = sebab/anteceden.
“Harga akan naik” = akibat / konsekuen.
Catatan :
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik :
mempunyai hubungan kebiasaan dan hubungan keharusan.
Hubungan kebiasaan :
Bila terjadi perang maka akan terjadi krisis ekonomi
Jika hujan turun, jalanan sepi
Manakala ia lulus ujian, ibunya akan bemberinya dia hadiah.
Hubungan keharusan :
Bila matahari terbenam, maka dunia menjadi senja.
Bila air menyiram badan, maka akan menjadi basah.
“ Jika permintaan bertambah maka harga akan naik”
Terdiri dari 2 proposisi kategorik : “Permintaan bertambah” dan “Harga akan naik”. (“Jika” dan “maka” adalah kopula).
“ Permintaan bertambah “ = sebab/anteceden.
“Harga akan naik” = akibat / konsekuen.
Catatan :
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik :
mempunyai hubungan kebiasaan dan hubungan keharusan.
Hubungan kebiasaan :
Bila terjadi perang maka akan terjadi krisis ekonomi
Jika hujan turun, jalanan sepi
Manakala ia lulus ujian, ibunya akan bemberinya dia hadiah.
Hubungan keharusan :
Bila matahari terbenam, maka dunia menjadi senja.
Bila air menyiram badan, maka akan menjadi basah.
Catatan :
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik :
mempunyai hubungan kebiasaan dan hubungan keharusan.
Hubungan kebiasaan :
Bila terjadi perang maka akan terjadi krisis ekonomi
Jika hujan turun, jalanan sepi
Manakala ia lulus ujian, ibunya akan bemberinya dia hadiah.
Hubungan keharusan :
Bila matahari terbenam, maka dunia menjadi senja.
Bila air menyiram badan, maka akan menjadi basah.
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetik :
mempunyai hubungan kebiasaan dan hubungan keharusan.
Hubungan kebiasaan :
Bila terjadi perang maka akan terjadi krisis ekonomi
Jika hujan turun, jalanan sepi
Manakala ia lulus ujian, ibunya akan bemberinya dia hadiah.
Hubungan keharusan :
Bila matahari terbenam, maka dunia menjadi senja.
Bila air menyiram badan, maka akan menjadi basah.
4.
PROPOSISI DISYUNGTIF
§ Pada hakekatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik.
§ Contoh : “Jika tidak benar maka salah”
Terdiri dari : “Proposisi itu benar” dan “proposisi itu salah”
Kopula : “Jika” dan “maka” mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan diosyungtif.
Variasi kopula :
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah
Putu di rumah atau di Kantor
Jika bukan Amir yang mengambil maka Hasan.
§ Pada hakekatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik.
§ Contoh : “Jika tidak benar maka salah”
Terdiri dari : “Proposisi itu benar” dan “proposisi itu salah”
Kopula : “Jika” dan “maka” mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan diosyungtif.
Variasi kopula :
Hidup kalau tidak bahagia adalah susah
Putu di rumah atau di Kantor
Jika bukan Amir yang mengambil maka Hasan.
Apa perbedaan kopula pada P.
Hipotetik dan Kopula Proposisi Disyungtif.
Kopula
Hipotetik : menghubungkan sebab dan akibat.
Kopula Disyungtif : menghubungkan dua buah alternatif.
Proposisi Disyungtif : Disyungtif sempurna & Disyungtif
tidak sempurna.
·
Disyungtif sempurna
: mempunyai alternatif kontradiktif
Rumus : A mungkin B mungkin non B.
Contoh : Hendra berbaju merah, atau tidak berbaju merah.
Khadafi mungkin masih hidup, mungkin sudah mati.
Rumus : A mungkin B mungkin non B.
Contoh : Hendra berbaju merah, atau tidak berbaju merah.
Khadafi mungkin masih hidup, mungkin sudah mati.
·
Disyungtif tidak
sempurna : alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus : A mungkin B mungkin C.
Contoh : Hendra berbaju merah atau berbaju hijau.
Rumus : A mungkin B mungkin C.
Contoh : Hendra berbaju merah atau berbaju hijau.
Daftar Pustaka
http://ogi01.blogspot.co.id/2014/04/logika-proposisi-konjungsi-disjungsi.html
https://sukraaliawanwordpres.wordpress.com/2011/12/10/27/

Komentar
Posting Komentar