Autobiografi

Nama saya Maya Meidiana Putri. Saya lahir di Jakarta pada hari sabtu, tanggal 3 Mei 1997. Saya berasumsi orang tua saya menamai berdasarkan bulan saya lahir. Kedua orang tua saya bekerja. Papa saya bekerja sebagai wiraswasta dan mama saya bekerja sebagai pegawai swasta dibidang forwarding. Saya mempunyai 2 orang adik laki-laki.

Saya bersekolah sejak umur saya 5 tahun. Pada waktu itu saya mengenyam Pendidikan TK-B. Pada saat TK saya dikenal guru sebagai anak yang cengeng. Guru-guru bahkan kepala sekolah saya waktu TK adalah orang-orang yang akan menenangkan saya jika saya sedang menangis. Saya pintar menggambar dan buruk dalam olahraga. Dulu saya pernah mengikuti lomba menggambar di sekolah swasta Jakarta Timur. Namun sayangnya, saya tidak berhasil menjadi pemenang. Saya mempunyai cita-cita pada saat itu sebagai pelukis atau tidak sebagai guru TK.

Ketika memasuki jenjang sekolah dasar, saya termasuk anak yang lumayan pintar. Saya selalu berada dalam posisi lima besar secara konsisten dari kelas satu sampai kelas enam. Tidak turun dan tidak naik dari posisi empat kecuali pada saat kelas satu semester dua saya ada diurutan satu. Saya pernah mengikuti lomba MIPA sebanyak dua kali tetapi hanya sampai tingkat kecamatan saja lalu gugur.  Saya sangat senang mengikuti pelajaran kesenian dan bahasa inggris pada saat itu. Waktu itu sekolah dasar-ku bekerja sama dengan sebuah tempat les bahasa inggris. Untuk masuk mengikuti program bahasa inggris tersebut, harus melalui tes. Hal yang membuat saya senang setelah itu, saya berhasil masuk namun dikelas yang berbarengan dengan kakak kelas. Didalam kelas tersebut saya hanya berdua dengan teman saya yang berhasil masuk mengikuti kelas itu. Saya merasa bangga karena pada saat itu saya kelas empat SD namun bisa masuk dikelas tempat senior-senior berada.

Saat masih di sekolah dasar, sekolah saya seringkali melakukan acara pramuka diluar seperti di Jambore Cibubur. Ada suka duka dalam melakukan kegiatan tersebut. Sukanya adalah kita mendapat kesempatan untuk merasakan hidup di alam. Saya merasakan rasanya bekerja sebagai grup dan solidaritas. Pada saat saya kelas 6 SD, saya pernah menjadi ketua kelompok pramuka. Saya selama dua tahun menjadi anggota paskibra di sekolah sebagai pembawa naskah Pancasila atau sebagai pembawa bendera. Saya senang menjalani kegiatan paskibra karena pada saat latihan mengambil waktu belajar. Saya sering disangka sakit saat SD karena muka saya terlalu pucat saat itu. Pada akhir semester kelas enam, saya disuruh untuk menampilkan sebuah pertunjukkan modern dance. Saya latihan berbulan-bulan untuk tampil karena terdapat gerakan yang lumayan sulit. Saya mendapat pelajaran bahasa mandarin selama bersekolah. Bagi saya pelajaran bahasa mandarin adalah pelajaran yang menyenangkan walaupun terkadang sulit untuk memahaminya.

Pada saat SMP saya bersekolah di SMP Negeri 99. Dari SD saya, hanya saya sendiri yang masuk disana. Saya mengikuti ekstrakulikuler tari tradisional. Di ekskul tersebut, saya mempelajari tari Saman dari Aceh. Saya ikut eksul tidak sampai selesai walau begitu saya sempat mempelajari beberapa gerakan tari saman. Di SMP saya sering mengadakan study tour. Saat saya kelas tujuh, kami mengunjungi museum-museum yang ada di Jakarta. Saat kelas delapan, kami mengunjungi museum tanaman dan Kebun Raya Bogor. Waktu saya kelas Sembilan, saya mengunjungi museum Geologi yang ada di Bandung dan Sabuga ITB untuk menonton sinema 3D. Saya pernah tergabung kedalam tim futsal mewakili kelas saya untuk class meeting. Saat itu posisi saya sebagai back. Kelasku meraih juara satu dalam pertandingan futsal untuk putri. Waktu kelas delapan, saya pernah menjabat sebagai bendahara kelas.

Beranjak ke SMA, saya diterima di SMA Negeri 31. Saya memilih jurusan IPA karena papa saya. Sebenarnya saya ingin masuk kelas bahasa. Di SMA, saya mempelajari bahasa jerman dan saat pertama kali mempelajarinya, saya menganggap bahwa bahasa jerman itu sulit. Seiring berjalannya waktu, ternyata mempelajari bahasa jerman tidak sesusah itu. Saya selalu mendapat skor tertinggi di mata pelajaran bahasa jerman. Saya enjoy dalam mempelajari bahasa tersebut. Mungkin memang pada dasarnya saya menyukai mempelajari bahasa-bahasa asing.

Saat kelas 11, saya mengajukan diri untuk menjadi sekretaris kelas. Saya berpikir saat itu bahwa tulisan saya rapi dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Saya sempat mengikuti ekskul rohis karena pada saat itu saya tidak tahu apalagi ekskul yang harus saya ikuti. Dari dulu saya ingin menjadi desain interior karena saya ingin mempunyai suami seorang arsitek. Itulah salah satu alasan saya memilih jurusan IPA. Semakin menjelang UN, saya berubah pikiran ingin menjadi psikolog karena saya ingin membantu orang lain. Saya disuruh papa saya untuk mengambil Teknik sipil atau arsitektur tetapi saya menolak. Saya merasa bahwa diri saya tidak mampu dalam hitungan seperti fisika, matematika, dan kimia. Lagipula kalaupun ingin menjadi dokter, saya takut dengan darah. Jadi bagaimana tujuan saya yang ingin membantu orang lain namun tidak berhubungan dengan darah. Lagipula saya merasa bahwa kemampuan dalam mendesain mungkin sudah pernah saya pelajari atau dapat saya pelajari dengan melihat papa saya yang memang bekerja di bidang desain interior. Saya memilih psikologi karena niatan saya dari awal ingin membantu orang-orang untuk keluar dari masalahnya. Teman-teman saya bilang bahwa saya cocok menjadi psikolog. Teman-teman saya seringkali menumpahkan isi hatinya kepada saya. Dan saat mereka melakukan hal itu, saya merasa bahagia dapat mendengar keluh kesah yang mungkin susah mereka keluarkan dan saya merasa dibutuhkan oleh teman-teman saya. Saya ingin membuat teman-teman dan orang yang ada disekeliling saya merasa bahagia. Meyakinkan mereka bahwa mereka tidak sendiri berada di dunia yang kejam ini.

Mengambil jurusan psikologi di Gunadarma tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya. Saya dituntut untuk mendapat universitas negeri. Namun memang PTN bukan rejeki saya, jadilah saya memilih Gunadarma. Selama kuliah, saya banyak mempelajari hal baru. Selain mempelajari yang ada di mata kuliah, saya juga mempelajari bahasa baru yaitu bahasa korea. Sebenarnya sudah dari lama saya sangat tertarik dengan Korea lebih tepatnya Korea Selatan. Saya menyukai drama korea dan sebuah boygroup dari Korea. Saya mempelajari bahasa korea dari acara-acara yang tayang di Korea. Walaupun tidak selancar itu, saya bisa membaca huruf hangulnya dan beberapa kata saya dapat mengartikannya. Niatan saya mempelajari bahasa korea agar saya nantinya dapat menonton acara tersebut tanpa subtitle, dapat berbicara, dan menambah kemampuan saya dalam berbahasa asing. Selain itu, saya juga belajar untuk menyetir kendaran berroda empat karena saya ingin menjadi wanita mandiri dan tidak menyusahkan orang lain.


Akhir-akhir ini saya membantu teman saya dalam membuat novel. Saya membantu dalam hal mengoreksi kalimat atau kata yang salah dan memberikan beberapa ide dalam jalan cerita. Saya suka membaca buku dan berkhayal jadi saya senang saat membantu teman saya membuat novel ataupun cerita. Kegemaran saya dari kecil selain menggambar yaitu membaca dan menonton. Saya gemar membaca cerita-cerita dongeng, novel, sampai RPUL. Bagi saya seorang perempuan tidak cukup hanya mengandalkan kecantikan, tetapi mereka membutuhkan banyak pengetahuan agar tidak dipandang sebelah mata oleh lawan jenis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS KASUS BOCAH DALAM KARDUS

REVIEW JURNAL "Leadership and Creativity: The Impact of Transformational Leadership on Individual Creativity"

KIMIA DAN FISIKA